Sabtu, 16 Maret 2013

Artikel Telaga Sarangan (mitos, legenda)


Telaga sarangan merupakan nama dari salah satu telaga yang terletak di lereng gunung lawu, yang tepatnya terletak di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga yang diperkirakan memiliki luas 30 hektar dengan kedalaman 28 meter, dan suhu udara berkisar antara 18 hingga 25 derajat Celcius, itulah yang membuat telaga Sarangan tidak pernah spi oleh pengunjung. Adapun jarak Telaga Sarangan dengan kota Magetan sekitar 16 Km, tidak mengherankan apabila ini dianggap sebagai salah satu wisata alam yang merupakan andalan kota magetan dan sekitarnya. 
Selain itu kelebihan lain yang dimiliki oleh telaga sarangan, di sana telah tersedia banyak sekali hotel dengan semua fasilitasnya yang bisa membuat penngunjung lebih betah berada di sana. Di dalam objek wisata Telaga Sarangan para wisatawan juga dapat menikmati jajanan khas kota Magetan seperti sate kelinci yang bisa dinikmati sambil melihat pemandangan alam yang bisa membuat otak menjadi lebih segar dengan pesonanya. Selain itu, hawa yang dingin serta kabut-kabut yang senantiasa melintas menjadikan wisata semakin berkesan dan menantang.
Akan tetapi di balik pesona indahnya Telaga Sarangan ternyata menyimpan nilai sejarah yang besar dan luar biasa, seperti yang kita ketahui setiap tempat yang bernuansa  sejarah tidak bisa terlepas alan legenda dan mitos mengenai asal usul tempat tersebut. Begitu pula dengan Telaga Sarangan yang juga pasti menyimpan leegenda bagaimana terjadinya dan terbentuknya Telaga yang begitu mempesona tersebut.

Adapun legenda dari asal muasal Telaga Sarangan sendiri adalah seperti di bawah ini:
"Disebuah dusun di lereng Gunung Lawu hiduplah seorang petani bersama istrinya yang bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung. Kesehariannya bercocok tanam di ladang. Seperti biasa setiap hari Nyai Jalilung mengantarkan makanan untuk suaminya.

Pada suatu hari saat Kyai Jalilung sedang mencangkul di ladang, ia menanti-nanti istrinya yang tak kunjung datang padahal hari sudah beranjak siang. Karena merasa lapar Kyai Jalilung pun mencari makanan yang bisa dimakan, dan akhirnya menemukan sebutir telur di dekan pancuran air.

Oleh Kyai Jalilung telur itupun dibakar dan dimakan, baru menyantap setengahnya ia sudah merasa sangat kenyang. Tak lama kemudia datanglah Nyai Jalilung membawa makanan. Kepada istrinya Kyai Jalilung menceritakan telah memakan separo telur dan merasa sangat kenyang. Sang istri pun jadi penasaran dan ikut memakan yang sisanya.

Saat keduanya sudah memakan telur itu kejadian aneh pun menimpanya, keduanya merasa panas lalu menceburkan diri di pancuran air. Seketika itu juga keduanya berubah wujud menjadi ular naga. Karena besarnya ular naga, pancuran air yang awalnya kecil berubah menjadi telaga yang sekarang dikenal dengan nama Telaga Sarangan." Demikian dikisahkan oleh Mbah Supar Sastrodiharjo sesepuh adat Telaga Sarangan." (tabloidpamor.com)


Begitu lah sekilas mengenai legenda dari Telaga Sarangan yang semoga bisa menambah wawasan kita, dan semoga dari artikel ini akan lebih banyak yang berkunjung ke Telaga yang merupakan kebanggaan dari masyarakat Magetan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar