Jumat, 25 April 2014

Stress,,,, :(

Pokok Pembahasan :

  • . Pengertian stress
  •  Jenis - Jenis Coping Stress

Pengertian Stress


Di zaman saat ini sudah sering kali kita mendengar kata stress, bahkan sepertinya banyak orang yang sudah mengerti akan arti dari stress itu. Nah sekarang setidaknya mari kita ulas kembali apa utu stress??
Baiklah,,  Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. 
Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang 
menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman 
(1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik 
dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial 
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk 
mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun 
psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang 
digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau 
kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada 
organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. 
(McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997). 
 Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu: 
1. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang 
menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor. 
2. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang 
muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang 
muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah 
tersinggung. 
3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara 
aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi 
maupun afeksi. 
 Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus 
lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) 
mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan 
membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut 
sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai 
respon stres. 
 Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres 
merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan 
mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik 
fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, 
dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara 
individu yang satu dengan individu yang lain.

Coping

Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. 
Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan 
ketidaknyaman, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk 
mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung, 
2006). 
 Menurut Colman (2001) coping adalah proses dimana seseorang mencoba 
untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang 
dinilai dalam suatu keadaan yang stressful. 
 Lazarus & Folkman (1986) mendefenisikan coping sebagai segala usaha untuk 
mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal 
maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan 
seseorang. Sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana 
individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang 
dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan 
(resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres. 
 Menurut Sarafino (2006) usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat 
membawa pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. 
Individu melakukan proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan 
lingkungan, secara perilaku dan kognitif

Fungsi Coping
 Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari
bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1. Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional
terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral
maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa
individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu
memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
2. Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau
memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan
Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan
Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor
yang ada dapat diubah

Metode Coping Stress 
 Lazarus & Folkman (1986) mengidentifikasikan berbagai jenis strategi coping,
baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1. Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan
menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2. Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi,
mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3. Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber
dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4. Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam
masalah
5. Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian
lebih kepada hal yang dapat menciptakan suatu pandangan positif.
6. Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau
menghindari.
7. Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan
diri sendiri.
8. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal
positif dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi Coping 
 Menurut Smet (1994) faktor-faktor tersebut adalah:
1. Variabel dalam kondisi individu; mencakup umur, tahap perkembangan, jenis
kelamin, temperamen, faktor genetik, intelegensi, pendidikan, suku,
kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik. Handayani (dalam Pamangsah,
2000), dalam skripsi kesarjanaannya menambahkan pula faktor-faktor yang
berperan dalam strategi menghadapi masalah, antara lain: konflik dan stres
serta jenis pekerjaan.
2. karakteristik kepribadian, mencakup introvert-ekstrovert, stabilitas emosi 
secara umum, kepribadian “ketabahan” (hardiness), locus of control, 
kekebalan dan ketahanan. 
3. Variabel sosial-kognitif, mencakup: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan 
sosial, kontrol pribadi yang dirasakan. 
4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi 
dalam jaringan sosial. 
5. Strategi coping, merupakan cara yang dilakukan individu dalam 
menyelesaikan masalah dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam 
situasi yang tidak menyenangkan. 

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24670/4/Chapter%20II.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar