Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN MENTAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN MENTAL. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 April 2014

Stress,,,, :(

Pokok Pembahasan :

  • . Pengertian stress
  •  Jenis - Jenis Coping Stress

Pengertian Stress


Di zaman saat ini sudah sering kali kita mendengar kata stress, bahkan sepertinya banyak orang yang sudah mengerti akan arti dari stress itu. Nah sekarang setidaknya mari kita ulas kembali apa utu stress??
Baiklah,,  Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. 
Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang 
menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman 
(1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik 
dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial 
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk 
mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun 
psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang 
digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau 
kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada 
organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. 
(McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997). 
 Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu: 
1. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang 
menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor. 
2. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang 
muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang 
muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah 
tersinggung. 
3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara 
aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi 
maupun afeksi. 
 Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus 
lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) 
mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan 
membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut 
sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai 
respon stres. 
 Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres 
merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan 
mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik 
fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, 
dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara 
individu yang satu dengan individu yang lain.

Coping

Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. 
Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan 
ketidaknyaman, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk 
mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping (dalam Jusung, 
2006). 
 Menurut Colman (2001) coping adalah proses dimana seseorang mencoba 
untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang 
dinilai dalam suatu keadaan yang stressful. 
 Lazarus & Folkman (1986) mendefenisikan coping sebagai segala usaha untuk 
mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal 
maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan 
seseorang. Sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana 
individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang 
dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan 
(resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres. 
 Menurut Sarafino (2006) usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat 
membawa pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. 
Individu melakukan proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan 
lingkungan, secara perilaku dan kognitif

Fungsi Coping
 Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari
bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1. Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional
terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral
maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa
individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu
memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
2. Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau
memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan
Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan
Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor
yang ada dapat diubah

Metode Coping Stress 
 Lazarus & Folkman (1986) mengidentifikasikan berbagai jenis strategi coping,
baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1. Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan
menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2. Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi,
mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3. Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber
dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4. Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam
masalah
5. Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian
lebih kepada hal yang dapat menciptakan suatu pandangan positif.
6. Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau
menghindari.
7. Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan
diri sendiri.
8. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal
positif dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi Coping 
 Menurut Smet (1994) faktor-faktor tersebut adalah:
1. Variabel dalam kondisi individu; mencakup umur, tahap perkembangan, jenis
kelamin, temperamen, faktor genetik, intelegensi, pendidikan, suku,
kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik. Handayani (dalam Pamangsah,
2000), dalam skripsi kesarjanaannya menambahkan pula faktor-faktor yang
berperan dalam strategi menghadapi masalah, antara lain: konflik dan stres
serta jenis pekerjaan.
2. karakteristik kepribadian, mencakup introvert-ekstrovert, stabilitas emosi 
secara umum, kepribadian “ketabahan” (hardiness), locus of control, 
kekebalan dan ketahanan. 
3. Variabel sosial-kognitif, mencakup: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan 
sosial, kontrol pribadi yang dirasakan. 
4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi 
dalam jaringan sosial. 
5. Strategi coping, merupakan cara yang dilakukan individu dalam 
menyelesaikan masalah dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam 
situasi yang tidak menyenangkan. 

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24670/4/Chapter%20II.pdf

Senin, 24 Maret 2014

Kesehatan Mental ( Konsep Sehat, Sejarah Kesehatan Mental, Teori Kepribadian sehat// Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Humanistik)

Tugas pertama dari Kesehatan Mental

1. Jelaskan mengenai konsep sehat
2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
3. Teori kepribadian sehat menurut Aliran Psikoloanalisa, Behavioristik, Humanistik
 
Nah dari pokok - pokok materi diatas akhirnya dapat tersusun penjabaran seperti berikut ini.

Konsep Sehat

Dengan memahami dan mengerti tentang konsep sehat akan banyak manfaat yang akan kita peroleh, nah disini kita akan membahas beberapa hal, seperti "senerapa pentingkah mengetahui konsep sehat itu?", "apakah definisi dari kesehatan?", serta "pangertian dari sehat menurut WHO". Untuk mengetahui itu semua silakan membaca nya di bawah ini.

Begitu penting bagi kita untuk mengetahui pengertian dari sehat, kenapa? kerena sehat itu mahal harganya, oleh sebab itu kita harus senantiasa untuk mejaga kesehatan.
Begitu banyak orang bisa mengerti akan hakekat sehat ketika dirinya sedang dalam keadaan sakit. Maka dengan mengetahui akan konsep sehat sakit akan membantu kita dalam mengerti arti penting kesehatan dalam kehidupan kita di dunia ini.

Kesehatan merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.

Pengertian Konsep Sehat Sakit
Berikut beberapa pengertian sehat menurut WHO dan beberapa ahli kesehatan lainnya.
  1. Definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah bahwasannya sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun kelemahan.
  2. Pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
 
Demikian beberapa hal yang berhubungan dengan konsep sehat sakit dari beberapa ahli kesehatan termasuk dari WHO.
 
 Selanjutnya kita akan masuk kedalam pokok pembahasan yang kedua, "apakah itu?". Yang akan kita bahas selanjutnya adalah mengenai Sejarah Perkembengen Mental.
 
Sejarah Gerakan Kesehatan Mental
 
A. Era pra Ilmiah
 
1. Kepercayaan Animisme
 Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh atau dewa. Orang primitrif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda tersebut.
Orang yunani percaya gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban.
 2. Kemunculan Naturalisme
 Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikuutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”, suatu aliran berpendapat gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, akan tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantuyang melukai badan anda”.
Ide naturalkistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.
Dalam perkembangan selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat ditembok dan ditempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih, mereka dipandang berbahaya dibawa jalan disekitar rumah sakit. Diantara mereka banyak yang berhasil, mereka menunjukkan lagi kecenderungan melukai atau merusak dirinya sendiri.
 
B. Era Ilmiah (Modern)
 Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat berkembangnya Psikologi Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. ketika itu benyamin rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis dirumah sakit Penisylvania. Dirumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai ”lunaties” (orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui bagaimana menyembuhkannya. Akibatnya, pasien tersebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, dan mereka sekali digugur dengan air.
Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk memahami orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan lainnya. Setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), pada tahun 1796, dirumah mental. Ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenimbungan, rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu ”Body Of Knowledge” berikut gerakan-gerakan yang teorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887. dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang memberikan pengorbanan terhadap orang gila secara lebih manusiawi.
Usahanya mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung dirumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.
Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan membuat suatu gerakan melindungi orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A Mind That Found It Self”. Buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang diberikan perawatan gangguan mental.
Program Beers mendapat respon positif dari masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer menyarankan menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”. Yang mempopulerkan istilah ”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan pada masa dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya membantu mereka yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerja sosial.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.
 
 Pokok pembahasan yang terakhir, yang akan dibahas adalah mengenai teori kepribadian sehat menurut "Aliran Psikologi Analisa, Psikologi Behavioristik, Psikologi Humanistik."
 
Berbagai Teori Aliran Kepribadian Sehat
 
A. Aliran Psikoanalisa
 
Psikoanalisa merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual. an apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
 
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
 
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
 
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisa
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembanga yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
 
B. Aliran Behavioristik
 
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Kepribadian sehat behavioristik :
Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
Mementingkan faktor lingkungan
Menekankan pada faktor bagian
Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu

Manusia diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.

Prinsip dasar behaviorisme:

1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Behavioristik di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.

 C. Aliran Humanistik
 
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.

Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.

Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a) Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b) Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c) Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).

Referensi :
 http://hamizann.blogspot.com/2013/06/konsep-sehat-sakit.html
http://winieindriawati.blogspot.com/2012/03/konsep-sehat-dan-sejarah-perkembangan.html

http://tsalissaminday14.blogspot.com/2013/04/kesehatan-mental-teori-kepribadian-sehat.htmlhttp://sangatidakmengasyikan.blogspot.com/2011/03/konsep-sehat-mental-menurut.html

http://agnesdevia.wordpress.com/2013/03/29/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran-psikoanalisa-aliran-behavioristik-dan-aliran-humanistik/